20110124

Kera dan Nangka


Sejak ucapan cinta nangka yang pertama, kera berani tersenyum padanya. Semenjak itu kera berani beradu pandang dengan nangka. Aduan pandang yang menantang, membuatnya tak kuasa menyentuh kulitnya. "Sentuhan kasih sayang" ,katanya, sebagai permulaan belaian yang sering ia berikan.
Nangka merasa disayang dengan belaian, rambutnya kulitnya dan pipinya. Belai-membelai, kera membelainya dengan bibirnya. Nangka malu, tapi nangka mau. Nangka malu, tapi nangka mau dua kali sayang.

Semenjak itu kera boleh berbuat apa saja padanya.

Ayah pernah bilang pada kera. Sebuah nasehat yang tak ia hiraukan. Sebuah nasehat dari raja yang ingin melindungi lelakinya.
Ibu pernah berpesan pada nangka. Sebuah pesan yang tak ia hiraukan. Sebuah nasehat dari ratu yang ingin menjaga putrinya.

"Jangan pernah memandang nangka masak sebelum otak dan hatimu dewasa, sebab kau jadi ingin memetiknya, lalu membuka dan memakannya. Manis. Tapi kau akan merasa lengket dimana-mana. Lengket dimana-mana,.."

Ayah Ibu kera dan nangka pun hanya bisa mengelus dada sebab dipecundangi anaknya sendiri..

1 komentar:

  1. Aluna Maya7:42:00 PM

    pertamax! hehehe.

    Sarkasme nih, ati-ati blog lo ditimpukin ABG yang suka pacaran kelewat batas ntar! hahaha.

    Nice blog dharma..

    BalasHapus