20110123

Tikus pun Tak Sudi

Aku iri pada binatang-binatang lain. Aku kadang benci menjadi diriku. Aku kadang malu pada teman-temanku. Aku malu pada musuh bebuyutanku, disaat ia sibuk bergelayut, bermanja-manja di kaki tuannya, aku masuk di koran-koran, di televisi-televis, di berita-berita memuakkan.

Aku tak habis pikir, mengapa manusia-manusia itu seenaknya mengidentikan diriku dengan sesamanya yang licik.

Sudah lama ingin kukatakan pada semuanya:

"aku lebih baik dari ia, manusia licik. Aku lebih baik. Aku memang mengambil milik orang lain untuk hidup. Tapi aku selalu jujur bahwa itu satu-satunya jalanku untuk hidup. Toh mereka tak akan memberi makan gratis padaku sekalipun aku tersenyum manis didepan mereka?
Sedang ia adalah manusia licik. Yang mencari kepercayaan manusia lain, lalu mengelabui tanpa nurani. Ia berbohong, meski ia di beri kepercayaan.
Aku mencuri sebab tak ada satu pun yang mempercayaiku. Sedang ia? Mencuri meski semua orang mempercayainya.

Aku tak pernah sama dengan mereka. Aku Tikus, ia Manusia. Aku benci disamakan dengan pendusta seperti ia.


(*Suatu malam ketika kudengar cericit tikus bersautan)

2 komentar: